Character
Building bagian 5
Berusahalah untuk Memahami terlebih dahulu, baru dipahami
Orang takkan mengungkapkan isi
hatinya kecuali merasakan kasih serta pengertian yang tulus. Tetapi begitu mereka merasakannya, mereka
akan menceritakan lebih dari yang mungkin ingin kamu dengar.
Kamu bisa menunjukkan kamu
peduli hanya dengan meluangkan waktu untuk mendengarkan tanpa menghakimi dan
tanpa memberikan nasihat.
Lima gaya mendengarkan yang buruk :
Untuk memahami seseorang kamu
harus mendengarkannya. Masalahnya adalah kebanyakan dari kita tidak tahu
bagaimana caranya mendengarkan. Kalau orang bicara, kita jarang mendengarkan
karena biasanya kita sibuk menyiapkan jawabannya, menghakimi, atau menyaring
kata-kata mereka lewat paradigm kita sendiri. Sungguh biasa bagi kita untuk
menggunakan salah satu gaya mendengarkan yang buruk berikut ini :
1.
Mengawang-awang.
Adalah kalau seorang berbicara kepada kita tetapi kita tidak menggubrisnya
karena pikiran kita sedang melamun ke galaksi lainnya. Mungkin mereka ingin
mengatakan sesuatu yang penting, tapi kita terlalu terperangkap didalampikiran
mita sendiri. Kita semua juga suka mengawang-awang sesekali, tetapi kalau
terlalu sering nanti kamu dapat reputasi “mengawang-awang”.
2.
Pura-pura mendengarkan lebih umum lagi.
Kita tetap tidak terlalu memperhatikan lawan bicara kita. Tetapi kita
setidaknya pura-pura mendengarkan dengan melontarkan komentar-komentar seperti
“iya sih”, “uh-huh”, “hebat”, “keddengarannya boleh juga”. Biasanya lawan
bicara kita akan tahu dan akan merasa tidak vcukup penting didengarkan.
3.
Mendengarkan secara selektif. Adalah
ketika kita memperhatikan hanyabagian percakapan yang menarik kita. Karena kamu
akan selalu membicarakan apa yang ingin kamu bicarakan, bukannya apa yang igin
dibicarakan lawan bicaramu. Kemungkinan besar kamu takkan pernah mengembangkan
persahabatan yang langgeng.
4.
Mendengarkan kata per kata. Adalah
kalau kita sungguh-sungguh memperhatikan apa yang diucapkan, tetapi yang kita
dengarkan hanyalah kata-katanya. Bukannya bahasa tubuhnya,perasaannya atau
makna sesungguhnya dibalik kata-kata itu. Akibatnya, kita melewatkan makna
sesungguhnya.
5.
Mendengarkan yang terpusat pada diri
sendiri. Adalah kalau ita memandang segalanya dai acamata kita sendiri,
bukannya berusaha menyelami perasaan lawan bicara kita, kita menuntut mereka
menyelami perasaan kita. Dari sinilah muncullah kalimat “oh”, “aku tau deh
bagaimana perasaanmu”. Kita tidak tahu bagaimana persisnya perasaan mereka,
tapi kita tahu bagaimana persisnnya perasaan kita, dan kita berasumsi mereka
seperti kita.
Setelah mengetahui 5 gaya mendengarkan yang buruk, maka
sudah seharusnya kita menghilangkan kebiasaan mendengarkan kita yang masih
buruk itu. Belajarlah untuk menjadi pendengar yang bai dan tawarkanlah telinga
terbuka kalau waktunya tepat. Bagaimanakah caranya?
MENDENGARKAN DENGAN TULUS
Untuk mendengarkan dengan tulus, kita perlu melakukan 3 hal
secara berbeda.
1.
Dengarkanlah dengan mata, hati dan telinga. Mendengarkan
hanya dengan telingamu saja tidak cukup baik, karena hanya 7% komunikasi yang
terkandung dalam kata-kata yang diucapkan. Yang selebihnya berasal dari bahasa
tubuh sebear 53% dan bagaimana kita mengucapkan kata-katanya, atau nada serta
perasaannya yang tercermin dalam ucapan kita 40% . umpamanya, perhatikanlah bagaimana
kamu bisa mengubah makna dari suatu kalimat hanya dengan memberikan tekanan
pada kata-kata yang berbeda.
2.
Selamilah perasaan mereka. Untuk menjadi
pendengar yang tulus, kamu perlumengenyampingkan perasaanmu dan
menyelaminperasaan lawan bicaramu. Seperti kata Robert Byrne, “Hingga kamu
berjalan satu mil dengan mengenakan sepatu orang lain, tidak mungkin kamu
bayangkan baunya”. Maksudnya, kamu harus berusaha memandang dunia dari kacaata
mereka dan berusaha menyelami perasaan mereka.
3.
Cobalah bersikap seperti cermiin. Berpikilah seperti
cermin, apa sih yang diperbuat cermin? Cermin kan tidak menghakimi, cermin kan
tidak memberi nasihat. Cermin hanya memantulkan. Bersikap seperti cermin
maksudnya begini : mengulangi dengan kata-kata sendiri, apa yang diucapkan dan
dirasakan lawan bicaramu. Bersikap seperti cermin bukanlah meniru. Meniru adalah
apabila kamu mengulang persis seperti apa yang dikatakan lawan bicaramu,
seperti burung beo.
MENIRU
ADALAH
|
BERSIKAP
SEPERTI CERMIN ADALAH
|
Mengulangi kata per kata
|
Mengulangi maknanya
|
Menggunakan kata-kata yang sama
|
Menggunakan kata-katamu sendiri
|
Dingin dan cuek
|
Hangat dan peduli
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar